Thursday, November 28, 2013

Coto Makassar HM Sultan, Dimasak Pakai Kayu Bakar

Tiap daerah di Indonesia memang mempunyai tempat kuliner yang layak dicoba. Biar tahu kekayaan 'biodiversity' dari negeri yang membuat iri bangsa Eropa ini karena kekayaan rempah-rempahnya. Petualangan Tim Jam Kumpul kali ini, menyempatkan diri memanjakan lidah di Warung Coto Makassar HM Sultan DG Tayang. Meski berada di Palu, tetapi Coto Makassar tetap menjadi kekayaan khas daerah ini. 

Warungnya berlokasi di J. Gatot Subroto No. 59 Palu, dekat sekali dengan tempat menginap kami di Hotel Santika Palu. Kebesaran nama Jenderal Gatot Subroto sepertinya berimbas pada warung coto ini.  Masuk ke halaman warung ini, setumpuk kayu bakar sudah menyapa kami. Kayu bakar yang sudah dipotong-potong pakai kapak dan ditumpuk-tumpuk rapi. Di sisi pintu masuk, ada dapur tempat memasak dan menyajikan coto Makassar, jelas saja aromanya akan langsung menggoda pengunjung yang baru saja datang. Harga satu porsinya Rp 25000 saja. Itu sudah termasuk 4 biji ketupat untuk menambah lapar setelah perjalanan jauh kami. 

Ditaburi bawang goreng, menjadikan coto yang sudah lezat makin menggoyang lidah. Rekomendasi kami, cobain coto Makassar ini kalo mampir ke Palu.


Dapur di samping pintu masuk tempat menyajikan hidangan

Papan nama yang terlihat jelas dari jalan

Setumpuk kayu bakar untuk membuat hidangan coto

Cuma 25.000 perak!

Bertabur bawang goreng. Makin ahhayy dong...
---
Teks dan foto oleh Chandra
di Ruang 7 Depok, 
28 November 2011 pukul 09.10 pagi

Sunday, November 24, 2013

Jangan Pulang Tanpa Kain Tenun Khas Donggala

Alhamdulillah, di tiap daerah di Indonesia punya kekhasan. Baik makanan atau pun kerajinan tangan. Termasuk yang unik yang berasal dari Donggala, Palu, Sulawesi Tengah. Namanya adalah kain tenun ikat Buya Sabe. Kain tenun khas Donggala ini dibuat asli dengan kerajinan tangan, tanpa mesin. Jadi perlu ketekukunan sang pemintal yang duduk berjam-jam untuk membuat hanya selembar kain nan indah. Bayangkan, duduk berjam-jam untuk membuat selembar kain, ketimbang anak remaja jaman sekarang yang duduk berjam-jam main Internet atau game online. 

Waktu tim Jam Kumpul ke Palu untuk kedua kalinya, Jam Kumpul bersama rombongan cari-cari oleh-oleh khas Palu. Sempat blusukan ke daerah pemukiman penduduk untuk mencari toko penjual kain tenun ini. Perburuan kami berakhir di sebuah rumah di Jl. Mangga. Lemari etalase yang dipenuhi kain tenun menyapa kami. Wah, asli tinggal pilih nih. Semuanya termasuk bagus. Ada juga kain tenun yang sudah jadi. Bahannya pun macam-macam. Ada yang sutra, ada juga yang katun. Kalau saya pilih yang katun. Karena sebagai laki-laki muslim, tidak boleh dong pakai yang sutra. Kalau belum tahu tentang ini bisa baca-baca di Internet :). 

Ini kain tenun memang bercita rasa tinggi, makanya salah seorang rombongan kami membeli banyak kain tenun ini untuk oleh-oleh saudara dan teman di rumah. Saya minat yang berwarna merah maron. Mantap nih. Harganya memang relatif mahal, tetapi berkat kepiawaian pimpinan rombongan kami, dan negosiasi yang alot, akhirnya harganya bisa miring dikit. Yah, lumayan lah, kan udah beli banyak :).

Etalase yang berisi kain tenun Donggala. Dipilih.., dipilih.. . Boleh..., silahkan....

Salah satu kemeja yang dibuat dengan kain tenun Donggala
Ini bukan semata-mata membeli kain tenun Donggala buat oleh-oleh, tetapi lebih kepada penghargaan kami atas kreasi tingkat tinggi yang dibuat dengan ketekukan dan ketelitian di atas rata-rata. Kain tenun ini merupakan master piece (duh, bahasanya, tetapi emang gitu adanya).

Makanya, hargai kain ini dan jangan pulang dari Palu tanpa kain tenun Donggala. 

---
Teks dan foto oleh Chandra
Hotel Permata
Jl. Yos Sudarso, Gombong, Kebumen
24 November 2013, jam 06.06 pagi


Catatan Perjalanan ke Palu-Donggala, Sulawesi Tengah, November 2013

Pada akhir Oktober sampai tanggal 2 November 2013 saya berkesempatan kembali untuk kali yang kedua ke Palu kemudian Donggala Sulawesi Tengah. Biasa, tugas kantor. Kami serombongan menginap di Hotel Santika Palu. 

Beberapa catatan dari perjalanan ini:
1. Menikmati Coto Makassar H.M. Sultan DG Tayang
2. Ikan Bakar Heni Putri Kaili
3. Nemanin Pimpinan Berburu Kain Tenun Donggala

Ada beberapa catatan lain, tetapi yang ketiga itulah yang memberikan pengalaman baru bagi saya. Selebihnya saya sih udah pernah tuuhh.. :).


Kain tenun khas Donggala, Palu
---
Teks dan foto oleh Chandra
24 November 2013
Hotel Permata, 
Jl. Yos Sudarso, Gombong, Kebumen, Jawa Tengah
Pukul 05.34 Pagi



IP